MERDEKA.COM. Penguasa Arab Saudi jumawa. Kritikan dan kecaman, termasuk pelbagai petisi di Internet, tidak mampu menggaet sokongan dari kaum muslim sejagat. Alhasil, proyek pembangunan di Makkah dan Madinah terus berlangsung.
Sayangnya, proyek-proyek itu telah menjadikan Makkah seperti Manhattan dan Las Vegas di Amerika Serikat. Banyak tempat-tempat bersejarah peninggalan Rasulullah dan para sahabatnya musnah. Sejarawan Makkah dan Madinah Dr. Irfan al-Alawi memperkirakan sekitar 4.500 situs Islam bersejarah di dua kota suci itu sudah lenyap.
Pemerintah Saudi memiliki dua alasan buat terus menggenjot pembangunan di Makkah dan Madinah. Pertama, untuk keamanan dan kenyamanan jamaah jumlahnya sekitar 12 juta saban tahun. Kedua, tempat-tempat bersejarah itu mesti dilenyapkan dengan alasan musyrik dan bidah.
Menurut Alawi, ada satu cara buat menekan Saudi agar mau menghentikan kejahatan itu, yakni umat Islam harus berhenti sementara melaksanakan haji dan umrah.
Berikut penuturan Irfan al-Alawi saat dihubungi Faisal Assegafdari merdeka.com melalui telepon selulernya dua pekan lalu.
Apa yang mesti dilakukan umat Islam agar Saudi mau menghentikan proyek pemusnahan tempat bersejarah di Makkah dan Madinah?
Ada lebih dari semiliar kaum muslim di dunia, tapi kenapa mereka takut berbicara menentang Saudi atas kebijakan pemusnahan situs-situs Islam bersejarah? Salah satu cara buat menekan Saudi adalah umat Islam sejagat harus berhenti melaksanakan haji sementara. Karena Saudi tidak bisa mengandalkan pemasukan hanya dari minyak karena minyak telah dikuasai Barat.
Saudi sadar pemasukan dari jamaah haji dan umrah saban tahun begitu besar. Kita mesti berhenti melaksanakan haji dan umrah sampai mereka berhenti menghancurkan situs-situs bersejarah di Makkah dan Madinah. Sayangnya, umat Islam tidak berani berkorban untuk ini. Kita harus berkorban sesuatu untuk mendapatkan sesuatu. Saya takut kita tidak berani memboikot haji dan umrah.
Berapa dana dikeluarkan Saudi buat membungkam negara-negara muslim atas isu ini?
Tiap tahun mereka menggelontorkan dana 30 juta riyal saban tahun buat membayar ulama-ulama Wahabi buat berceramah, terutama di bulan Ramadan. Mereka juga menerbitkan buku dalam berbagai bahasa soal ajaran Wahabi dalam pelaksanaan haji dan umrah. Buku-buku ini dibagikan gratis kepada para jamaah di bandar udara sehingga mereka mengikuti ajaran Wahabi dalam beribadah.
Tentu saja banyak fulus telah dikeluarkan tanpa diketahui jumlahnya di negara-negara lain untuk membangun masjid Wahabi, seperti di Indonesia, Malaysia, Pakistan, India, Inggris, dan Amerika Serikat. Karena itulah kita menjadi dapat dipengaruhi oleh mereka.
Jika kita membiarkan mereka membangun masjid di negara kita, kita tidak akan bisa melaksanakan ajaran kita (ahlu sunnah wal jamaah) karena bakal disebut bidah dan syirik.
Apakah isu perusakan Makkah dan Madinah oleh Saudi ini pernah Anda sampaikan dalam pertemuan OKI?
Kami telah membawa masalah ini dalam konferensi OKI, kami telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal OKI Ekmeleddin Ihsanoglu, kami telah menyampaikan isu pemusnahan tempat-tempat bersejarah di Makkah dan Madinah ini ke PBB di jenewa. Namun jawaban kami terima dari mereka adalah hanya Arab Saudi berwenang mengajukan isu itu.
Ironisnya, pemerintah Saudi lebih mengutamakan memelihara semua peninggalan Raja Abdul Aziz disimpan dalam museum Raja Abdul Aziz. Namun jika kita melihat museum di Makkah dan Madinah, kita tidak akan lagi menemuka peninggalan semasa Rasulullah dan sahabatnya masih hidup.
Bagaimana reaksi dari Kerajaan Yordania karena leluhur mereka adalah penguasa Makkah?
Tentu saja Kerajaan Bani Hasyim itu sangat prihatin dengan kampanye perusakan Makkah dan Madinah. Sebab buyut mereka, sebelum Kerajaan Saudi berdiri, merupakan penguasa Makkah. Mereka ingin mengembalikan kejayaan Kerajaan Bani Hasyim di sana. Namun Yordania cuma negara kecil. Mereka perlu sokongan dari negara-negara lain untuk menghentikan hal itu.
Kita harus meyakinkan kaum muslim di seluruh dunia gara tidak terpengaruh oleh sogokan dari Saudi.
Terkait isu penghancuran tempat-tempat bersejarah, apakah ada gerakan rahasia buat menumbangkan rezim Bani Saud?
Tidak ada gerakan semacam itu untuk menumbangkan rezim di Saudi. Di Arab Saudi tingkat pengangguran mencapai 70 persen dan ini sangat berbahaya. Banyak kaum muda di sana menjadi pecandu narkotik. Peredaran narkotik di Makah, Madinah, dan Jeddah sangat tinggi. Saya pikir umat Islam di seluruh dunia tidak mengetahui hal ini. Masalah itu muncul lantaran mereka menganggur sehingga tidak bisa menikah lantaran tak memiliki pekerjaan.
Saya pikir Musim Semi Arab akhirnya bakal bergerak ke Arab Saudi.Akan ada masalah dalam pembangunan jika keluarga kerajaan tidak menghentikan pengeluaran gila-gilaan buat kenyamanan mereka. Sebagai contoh, Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Amir Salman bin Sultan menghabiskan 18 juta pound sterling buat berlibur dengan menyewa tiga pulau di Maladewa.
Itu adalah uang negara bukan fulus putera mahkota. Padahal saudara-saudara kita di Suriah, Mesir, Libya, Indonesia banyak kelarapan. Kenapa kita terus diam melihat para penguasa Saudi senang menghamburkan duit. Padahal duit itu juga berasal dari uang jamaah haji dan umrah.
Apakah ada upaya dari negara-negara muslim untuk menjadikan Makkah dan Madinah di bawah kontrol muslim internasional?
Memang ada pengaruh dari Zionis dan Amerika Serikat. Di Makkah Anda bisa menyaksikan butik-butik bermerek kelas dunia. Bahkan, orang-orang non-muslim boleh menginjakkan kaki mereka di Makkah dan Madinah. Mereka boleh memiliki properti di sana selama 30 tahun. beberapa bulan lalu ada rombongan non-muslim masuk ke Madinah buat meninjau pembangunan kompleks perumahan baru di kota suci itu.
Bisakah Anda jelaskan, sejak kapan Saudi membiarkan non-muslim masuk ke dua kota suci itu. Padahal dalam Alquran, mereka diharamkan memasuki Makkah dan Madinah?
Ini bukan hal baru. Jika kita menengok ke belakang, kaum non-muslim sudah memasuki Makkah dan Madinah sejak Arab Saudi berdiri pada 1900-an. Banyak dari orang non-muslim datangke Makkah untuk berinvestasi, tapi banyak pula yang datang sebagai mata-mata.
Sebagai contoh ada menteri dari Belanda terkenal anti-Islam kemudian tiba-tiba dia masuk Islam. Dia lantas diundang sebagai tamu kehormatan untuk berumrah ke Makkah dan Madinah. Bagaimana kita bisa memastikan mereka benar-benar masuk Islam. Bagaimana mungkin mereka tadinya anti-Islam kemudian menjadi muslim dan tiba-tiba melaksanakan haji atau umrah. Kita harus berhati-hati dengan masalah ini.
Ini menunjukkan pemerintah Saudi bodoh dan imigrasi mereka gagal karena membiarkan non-muslim memasuki Makkah dan Madinah. Saudi kerap menuding orang-orang Islam melaksanakan haji atau umrah dengan ritual tidak sama dengan ajaran Wahabi sebagai syirik dan bidah. Tapi mereka lupa telah membiarkan non-muslim masuk ke dua kota suci itu. Ini diharamkan.
Apakah pasukan Amerika bertugas di Saudi juga bebas memasuki Makkah dan Madinah?
Tentu saja, ini bukan berita baru. Paling terkenal adalah ketika pasukan Amerika membantu pembebsan Masjid Al-Haram dari penguasaan teroris selama tiga hari pada 1979.