• Minggu, 07 Oktober 2012

      Presiden Filipina Sepakat Akhiri Pemberontakan Muslim



      Filipina (AFP/ANTARA) - Presiden Filipina, Benigno Aquino, pada Minggu mengumumkan sebuah kesepakatan yang telah dicapai dengan pemberontak separatis Muslim untuk mengakhiri pemberontakan selama beberapa dekade yang telah menewaskan lebih dari 150.000 orang tewas.

      “Perjanjian kerangka kerja ini membuka jalan bagi sebuah akhir dan perdamaian yang abadi di Mindanao,” kata Aquino, merujuk pada sepertiga bagian selatan Filipina yang dianggap oleh Front Pembebasan Islam Moro (MILF) sebagai tanah air leluhur mereka.

      “Ini membawa semua mantan kelompok separatis terkurung. Tidak ada lagi cita-cita bagi Front Pembebasan Islam Moro untuk menjadikan sebuah negara yang terpisah.”

      Aquino mengatakan bahwa kesepakatan itu membuka jalan bagi pembentukan sebuah wilayah Muslim baru yang semi otonom di bagian Mindanao, yang merupakan salah satu dari daerah yang paling kaya akan sumber daya dan subur.

      Namun pemerintah nasional akan mempertahankan kontrol atas pertahanan dan kemanan, serta kebijakan luar negeri dan moneter.

      Aquino mengatakan bahwa kesepakatan yang dicapai setelah melalui banyak putaran perundingan damai di Malaysia, harus diratifikasi oleh masyarakat Filipina melalui sebuah pemungutan suara.

      Aquino tidak memberikan jangka waktu kapan perdamaian akhir dengan MILF yang beranggotakan 12.000 personel akan dicapai, meski para pembantunya sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan tersebut ditujukan sebelum presiden mengakhiri masa jabatannya pada pertengahan 2016.

      Ada sekitar empat juta Muslim di Mindanao, yang mereka anggap sebagai tanah leluhur mereka dari kesultanan Islam di masa lampau yang didirikan sebelum Kristen Spanyol tiba pada tahun 1500-an.

      MILF dan kelompok pemberontak Muslim lainnya telah berjuang untuk kemerdekaan atau otonomi di Mindanao sejak awal 1970-an.

      Pemberontakan itu menewaskan lebih dari 150.000 jiwa, yang sebagian besar terjadi pada 1970-an saat perang habis-habisan berkecamuk, dan meninggalkan sebagian besar Mindanao dalam kemiskinan yang cukup memprihatinkan.

      MILF adalah kelompok pemberontak sayap kiri terbesar dan paling berpengaruh, setelah Front Pembebasan Nasional Moro menandatangani pakta perdamaian dengan pemerintah pada 1996. (kn/ml)

      0 komentar:

      Posting Komentar

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news